oleh

Laba Amo, 26 Tahun Mendulang Rupiah dari Kerja Dorong Gerobak

-Daerah-418 views

INBISNIS.ID, LEMBATA – Jika kita menelusuri setiap pengalaman kehidupan manusia di sudut-sudut kampung, akan dijumpai aneka macam cerita yang berbeda dan unik. Namun, kisah-kisah itu banyak yang luput dari pantauan media, karena itu, INBISNIS.ID berusaha untuk mencari dan menggali kisah-kisah menarik yang barangkali tak banyak diketahui publik luas.

Salah satu kisah unik ditemukan pada Senin, (15/11) bertempat di pasar Walangsawa, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata dengan subyeknya yakni Laba Amo.

Ia akrab dipanggil Laba Amo, berstatus sebagai seorang suami asal desa Walangsawa. Sejak 1995, pria humoris dan familiar ini sudah memiliki pengalaman sebagai tukang dorong gerobak. Jasanya sungguh luar biasa. Para pedagang yang datang dari Balauring, Ibu Kota Kecamatan Omesuri langsung disambut oleh Laba Amo dengan senyuman manja sembari membantu memuat barang-barang dagangan di atas gerobaknya.

 

Sambil mengunyah sirih pinang dan sebatang rokok surya tertancap kuat di ujung bibir, Laba Amo tampak semangat berlipat ganda dalam bekerja. Ia bertugas mengantar barang-barang dagangan milik orang Balauring menuju pusat pasar Walangsawa.

“Jarak dari pinggir jalan raya menuju pasar cukup jauh, saya biasa dibayar per orang 20 sampai 35 ribu rupiah,” ungkapnya sambil tertawa sembari mengatakan bahwa dirinya adalah sosok yang cukup terkenal di wilayah Kedang secara khusus dan Lembata secara umum.

“Siapa yang tidak kenal saya? Saya ini mungkin seluruh Lembata sudah kenal karena dulu saya pernah jadi konjak oto (kondektur), kemudian tidak betah makanya saya dorong gerobak sampai hari ini. Banyak orang kenal saya karena saya orangnya lucu-lucu, cepat akrab dan tidak suka konflik,” ungkap Laba Amo dengan tatapan wajah penuh bahagia.

Walaupun gerimis hujan mengguyur pasar walangsawa, Laba Amo tetap semangat mendulang rupiah. Karung-karung raksasa berisi barang dagangan berupa pakaian dan lain-lain berjejer rapi di atas gerobak tua yang berumur belasan tahun milik Laba Amo.

Ia tampak lincah dan ulet mendorong gerobak miliknya sambil menyapa setiap orang di pasar teramai di wilayah Kedang Lembata tersebut. Ya, semua itu berawal dari pengalaman sederhana, Laba Amo belajar untuk mencintai pekerjaan sampai-sampai bicara gerobak di pasar Walangsawa berarti nama Laba Amo selalu disebut-sebut. Mengapa tidak, Laba Amo sendiri mengakui bahwa kini dari tiga orang petugas dorong gerobak di pasar Walangsawa, dirinya yang paling senior atau paling lama memilih pekerjaan itu.

 

Walaupun demikian, mendorong gerobak bukanlah profesi unggulannya melainkan petani. Bekerja mendorong gerobak hanya ia geluti pada setiap hari Senin pagi dan sore bertepatan dengan jadwal pasar Walangsawa. Dari pekerjaan itu, menurutnya, setiap hari Senin, ia bisa meraih penghasilan berkisar antara 100.000 sampai 180.000 rupiah.

“Ya, lumayan untuk beli rokok, sabun dan sirih pinang,” katanya singkat.

Itulah kisah perjalanan seorang Laba Amo dari 1995 hingga memasuki akhir 2021. Ia tampak bahagia dengan pekerjaannya. Bahkan dari cara berbicara dan raut wajah penuh semangat itu, barangkali, Laba Amo masih betah dan ingin bertahan dengan pekerjaan sampingannya pada setiap hari Senin di pasar Walangsawa, pasar yang ia jadikan sebagai lahan mendulang rupiah dan sebagai tempat menyapa dan melayani banyak orang.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *