INBISNIS.ID, DENPASAR – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Bali, menyarankan agar Gubernur Bali membuka data terkait pembangunan Irigasi Khusus dalam proyek Tol Gillimanuk Mengwi yang digadang-gadang menjadi solusi agar sistem irigasi atau subak tidak menjadi korban pembangunan.
Hal ini dilontarkan direktur Wahli Bali, Made Krisna Dinata, dalam konfrensi pers berjudul “Tanggapan Wahli Bali atas Pernyataan Gubernur Wayan Koster Terkait Luasan Jalan Tol Gillimanuk-Mengwi”, bertempat di sekretariat Walhi Bali, Denpasar, Kamis (17/03).
“Kami tidak mengerti bagaimana metode pembangunan irigasi khusus ini, saya pikir, terkait dengan pembangunan irigasi khusus ini, pak Koster harus membuka datanya terkait dengan statemen dia terkait irigasi khusus yang mengakali subak agar tidak hilang,” Ungkap Made Krisna Dinata.
Made Krisna Dinata, melanjutkan, bahwa pihaknya tidak mengerti bagaimana atau apa metode yang akan digunakan dalam pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi ini sehingga subak-subak dapat terselamatkan dan tidak hilang.
Padahal dalam pembangunan tersebut kawasan pertanian yang berafiliasi langsung dengan subak jelas-jelas dikorbankan dengan dibuatkan simpang susun dan sebagainya. “terkait dengan ini kawan-kawan media bisa konfirmasi langsung ke bapak I Wayan Koster atau Gubernur Bali.
Berdasarkan data yang dihimpun Walhi Bali, sekitar 98 Subak yang tersebar di tiga kabupaten yang dilalui Tol Gilimanuk Mengwi yakni Jembrana, Tabanan, dan Badung akan teranacam.
Selain itu, Made Krisna Dinata, juga mengungkapkan, pembangunan jalan Tol Gillimanuk-Mengwi ini akan melewati jasa penyedian pangan. Hal ini jika dilihat dari peta Pusat Pengendalian Pembangunan Regio Bali-Nusra.
“Jadi lahan tersebut adalah lahan penyedia pangan, secara daya dukung dan daya tamping, jadi umpama ini dilewati pastinya ini akan mempengaruhi terhadap ketersedian pangan krama Bali itu sendiri,” terang Made Krisna Dinata.
(Redaksi)
Komentar