INBISNIS.ID, NAGEKEO – Pertanian moderen telah melahirkan deretan inovasi teknologi pertanian di seluruh belahan Dunia. Di kabupaten Nagekeo, propinsi Nusa Tenggara Timur NTT, Inovasi pertanian lahir dari peradaban para petani sawah di Irigasi Mbay.
Demi memudahkan kerja para petani, mereka merancang sebuah alat sederhana yang digunakan untuk menanam Biji Padi. Alat ini dalam Bahasa setempat dinamakan Alat Tedo atau Alat Tendo.
Alat Tedo ini sangat sederhana desainnya, bermodalkan pipa paralon yang berdiameter kurang lebih 20 cm dan roda besi yang dirancang sendiri, efektif meringankan kerja petani dalam hal menanam biji Padi.
Salah seorang petani yang dijumpai INBISNIS.ID, Sabtu (12/03), menerangkan bahwa, Alat Tedo tersebut cukup menghemat, tenaga dan biaya bagi para petani dalam mengolah sawah.
“Alat Tedo ini kita rancang sendiri. Dia memang lebih hemat biaya, 1 Hektar kita sewa orang punya alat sekitar Rp. 300 ribu. daripada kita pake tanam itu lebih mahal, mana biaya cabut bibit, mana biaya tanam, kalau kita ada uang baik, kalau tidak uang pasti kita pake Tedo (menanam biji, red)”, Ungkap Dus Nggajo.
Metode menanam biji ini tidaklah begitu rumit untuk di aplikasikan. Petani hanya menyediakan benih padi secukupnya, kemudian direndam dalam air, selama 1 atau 2 hari, selanjutnya, ditiriskan pada media tertutup selama kurang lebih 1 malam, setelah itu baru diaplikasikan, metode menanam biji, menggunakan alat Tedo pada lahan sawah yang telah dipersiapkan.
Alasan biaya yang kerap mempengaruhi para petani memilih metode menanam biji Padi, ketimbang melakukan persemaian terlebih dahulu pada media tanam.
“Kalau Tedo biayanya lebih murah, tidak terlalu repot. Kalau pakai tanam, kita butuh banyak tenaga, mana cabut bibit, mana tanam lagi” demikian ungkap Dus Nggajo kepada INBISNIS.ID.
(Redaksi)
Komentar