oleh

Pekerja Seni Ekonomi Kreatif Kain Tenun Tidore, Memperoleh Anugerah Budaya Dari Kementerian Pendidikan,Kebudayaan dan Ristek

INBISNIS,ID.TERNATE – Anugrah Kebudayaan tahun 2021 telah diserahkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui pemerintah daerah masing-masing. Salah satunya adalah Anita Gathmir Kaicil seorang Ibu rumah tangga, Crafter Seni, asal Kota Tidore, Maluku Utara.

Pekan kemarin tepatnya Sabtu (18/12). Anita menerima Anugrah pada kategori Pelestari Budaya bersama 6 orang lainnya, dari wakil Walikota Depok di Rumah Budaya Depok karena saat ini dia (Anita) bersama keluarga berdomisili di Depok.

Saat INBISNIS.ID menghubungi ibu 3 orang anak ini, pada Sabtu (25/12). Sangat bersyukur atas pemberian Anugerah ini karena memberikan dorongan dan semangat baru baginya untuk terus berkarya, menumbuhkan budaya lokal yang masih banyak luput dari perhatian kita semua.

“Alhamdulilah, atas anugerah ini. Momentnya memberikan spirit bagi kami dan terutama masyarakat yang menjadikan sebagai usaha ekonomi kreatif mereka, sehingga dapat meningkatkan pendapat keluarga, maupun pendapatan Pemda setempat, jika kita mau bangkit bersama-sama”, tutur Anita.

Walaupun berdomisili di Depok, Wanita berusia 46 tahun ini mempunyai usaha ekonomi kreatif di Kelurahan Topo, Soasio dan Tidore, salah satunya adalah Rumah Kreatif Kayangan dengan memproduksi Puta Dino (kain tenun tidore) yang mengantarkan dirinya bersama rumah produksi Puta Dino Kayangan meraih anugerah budaya dari pemerintah RI pada kategori pelestari.

Meskipun raga tak berada di Tidore kecintaan pada tanah kelahiran ini senantiasa terpatri di dalam diri. Anita merasa terpanggil untuk mengangkat dan mempromosikan serta berbagi ilmu kepada masyarakat Tidore. Tercatat mulai tahun 2009 banyak kegiatan yang dilakukan diantaranya seperti melatih masyarakat pulau Mare dalam pembuatan keramik, mengadakan pelatihan pembuatan aksesoris dari bahan Clay termasuk mulai mengembangkan kain khas Tidore yang diberi nama Puta Dino Kayangan.

“Saya bersyukur,berdomisili di Jakarta (Depok), walaupun usaha saya ada di Todore karena dengan demikian saya lebih mudah untuk mempromosi dan mencari pasar untuk menghidupkan usaha ini disini”, jelasnya.

Ketika ditanyakan kenapa harus Puta Dino (Kain tenun Tidore), Anita mengatakan bahwa Puta Dino adalah harta karun peninggalan leluhur untuk anak cucu Tidore, kain adat Kesultanan Tidore ini sempat hilang sekitar 100 Tahun lalu namun kini sudah dibangun rumah produksi oleh Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara. Kain Tenun ini hilang karena tdk ada orang mau menenun. Penenun butuh di bantu untuk hidup.

 

(Bentuk Penghargaan Anugerah Kebudayaan)A

Puta Dino Kayangan adalah istilah bagi kain tenun khas Tidore. Puta memiliki arti (kain) sedangkan Dino yaitu (tenun atau anyaman). Dua kata ini merupakan bahasa Tidore. Sementara Kayangan adalah tambahan kata yang diberikan oleh Jou Sultan Tidore yang memiliki makna tinggi. Harapannya Puta Dino dapat mengangkat nama Tidore dan dapat dikenal oleh masyarakat secara luas.

“Kita ingin kekuatan Kesultanan Tidore masa lalu kembali hidup di anak dan cucu Tidore, meraka yang akan menjaga peninggalan ini, dengan gaya muda mereka”, kata Anita.
Lebih jauh disampaikannya bahwa Tidore terutama Maluku Utara masih Banyak (PR) menurut saya. Potensi kita yang belum tergali masih sangat banyak. Pemerintah perlu Jeli dan peduli.

“Sekarng contoh yang sudah mau hilang anyaman ( seperti susiru ,saloi) budaya ini sudah ada sejak nenek moyang kita. Sekarng coba di cari berapa banyak pengrajinnya? apakah produk mereka sudah baik sudah bisa hidup? atau laku di pasar?. Mereka perlahan akan mati seperti tenun. Jika tidak ada kepedulian pemerintah. Karena Pemerintah punya kewajiban membina mereka, agar bisa menghasilkan produk yg lebih bagus, inovatif dan perlu inovasi produk agar pasar lebih luas. Kita lihat saja anyaman-anyaman yg di jadikan tas dan lain sebagainya, Ini terjual mahal di pasar Eropa, sedangkan kita masih saja jalan di tempat”, terang Anita.
“Semoga ke depan pemerintah lebih peduli lagi, bukan hanya untuk Tenun Tidore tapi pada semua pelaku budaya dan UKM, karena ini juga kan akan mendukung kinerja pemerintah daerah”, tutup Anita.

(Anto Hoda / FF)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *