oleh

Seorang Wanita Rela Jualan Sayur Demi Wujudkan Cita-Cita Anak

-Bisnis, Daerah-1,177 views

INBISNIS.ID, LARANTUKA – Hari Perempuan Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Maret. Meski telah berlalu dua hari lalu, namun aromanya masih berkelindan dalam batin semua insan khususnya para perempuan hebat.

Salah satu potret perempuan hebat datang dari Wilayah Kelurahan Lewolere, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur dengan geliat menjual sayur dan beberapa jenis hortikultura persis di pinggir jalan Trans Larantuka-Maumere.

Dialah Vero Koten, sesosok ibu paruh baya rela bertarung melawan bengisnya kehidupan. Sejak pagi pukul 07.00 sampai pukul 18.00 sore wita, ia tampak setia bersimpuh dibawah lapak lapuk menunggu kehadiran pembeli.

Kepada INBISNIS.ID pada Kamis (10/03/2022), wanita murah senyum itu mengaku berjualan sayur demi mewujudkan cita-cita anak perempuannya yang saat ini sedang kuliah di Universitas Kristen (Unkris) Artha Wacana, Kupang.

“Anak sudah masuk tahun terakhir dan sedikit lagi selesai kuliah,” ungkapnya kepada wartawan penuh bangga.

Vero, demikian sapaannya berkisah, sempat terpukul sejak ditinggal mendiang suami beberapa tahun silam. Dirinya juga kesulitan menafkahi keluarga.

Namun, berkat dukungan tiga oang anak laki-laki, kebutuhan ekomoni rumah tangga dan biaya perguruan tinggi swasta sekelas Unkris Artha Wacana bisa terus berjalan.

“Anak ada 4 orang. Yang kuliah satu orang, sementara tiga saudaranya kerja nelayan. Mereka juga bantu ongkos,” terangnya.

Saat berjualan, Vero bersama tiga orang pedagang lain mengaku tetap akur. Mereka tak pernah menaruh dengki ketika dagangan milik salah satu rekan lebih laris.

Malah, mereka tetap kompak dan memberikan dukungan. Menurutnya, rejeki setiap orang sudah dipersiapkan oleh yang maha kuasa.

Sementara pedagang lain bernama Lusia Wain juga mengutarakan hal serupa. Selama dua tahun mereka merajut rejeki meski lapaknya darurat.

Ia mengaku kewalahan ketika hujan deras dan diterpa angin kencang. Mereka enggan berjualan saat cuaca sedang tak bersahabat. Akibatnya, pendapatan ekomoni sering terganggu.

Lusia menuturkan, para pembeli datang dari mahasiswa IKTL Larantuka yang menetap sementara di rumah kos wilayah Lewolere. Selebihnya, sambung dia, warga sekitar dan para pengendara yang melintas pun kerap mampir.

“Palingan orang sini dan beberapa kendaraan. Pendapatan perhari tergantung rejeki,” ungkapnya tanpa menyebut besaran omset.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *