oleh

BPS Bali : Indeks Nilai Tukar Petani dan Nelayan Alami Penurunan

-Daerah-440 views

INBISNIS.ID, DENPASAR – Indeks Nilai Tukar Petani dan Nelayan pada bulan Februari 2022 di Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan. Hal ini terungkap dalam konfrensi pers, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, secara daring melalui channel Youtube, Selasa (1/02/2022).

Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya, menjelaskan, perkembangan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat 94,33 pada bulan Februari 2022, turun 0,30 persen dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat 94,61. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,61 persen, lebih dalam dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,31 persen.

“Indeks yang diterima petani tercatat menurun dari 103,46 menjadi 102,83 pada bulan Februari 2022. Sedangkan indeks yang dibayar petani tercatat turun dari 109,35 menjadi 109,01,” terang Hanif Yahya.

Selain itu Hanif Yahya, menjeleaskan, Indeks NTP Provinsi Bali pada bulan Februari 2022 masih berada di bawah angka 100. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam tingkatan tertentu nilai tukar produk yang dihasilkan petani belum mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, yang terdiri atas dua hal pokok, yaitu konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertaniannya.

Sementara itu, kondisi serupa juga dialami Nilai Tukar Nelayan (NTN). Pada Bulan Februari 2022, indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) tercatat sebesar 99,89 turun sedalam 2,23 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 102,17. Penurunan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima nelayan yang turun sedalam 2,32 persen, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada indeks harga yang dibayar Nalayan sedalam 0,09 persen.

“Penurunan indeks harga yang diterima nelayan dari 109,10 menjadi 106,57 disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok penangkapan ikan di laut (khususnya ikan teri, ikan cakalang, dan ikan layang) yang turun sedalam 2,32 persen, disusul penuruna pada indeks kelompok penangkapan ikan di perairan umum (khususnya udang payau) yang turun sedalam 1,20 persen,” Terang Hanif Yahya.

Hanif Yahya, melanjutkan, Di sisi lain, indeks harga yang dibayar nelayan tercatat turun dari 106,79 menjadi 106,69 disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sedalam 0,35 persen, sebaliknya indeks BPPBM naik sebesar 0,23 persen.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *