INBISNIS.ID, JAKARTA – Borobudur Peace & Prosperity Festival kembali digelar di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah sebagai festival kebudayaan yang merupakan rangkaian kegiatan perayaan Hari Raya Waisyak pada 9-12 Mei 2025.
Inisiator sekaligus founder Borobudur Peace & Prosperity Festival 2025 (BPF 2025) Ricky Surya Perkasa,menyebut festival kebudayaan yang menggabungkan unsur seni, budaya, dan keberagaman ini mengambil tempat di Candi Borobudur dan beberapa tempat lainnya seperti; Sungai Progo, Candi Pawon, dan Candi Ngawen.
“Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder yang ada. Termasuk Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata, serta pemerintah daerah, semua menyatakan kesiapannya mendukung penyelenggaraan BPF 2025,” ujarnya, Sabtu (10/5/2025).
Ajang festival kebudayaan tersebut merupakan kolaborasi antara Meccaya, perusahaan farmasi dermatologi nasional dengan Perkumpulan Pecinta Pariwisata Indonesia (P3I) dan Kementerian Pariwisata, kementerian Agama dan Kementerian Kebudayaan serta Pemprov Jawa Tengah dan Pemda Kabupaten Magelang.
Ricky mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Borobudur sebagai Pusat Festival Kebudayaan dan Destinasi Utama Ziarahumat Budha seluruh dunia.
Serta episentrum cita-cita Nusantara untuk Perdamaian, Kemakmuran, dan Persatuan dalam Keberagaman (Bhinneka Tunggal).
“BPF 2025 berlangsung untuk keempat kalinya, ini tidak hanya mengangkat nilai-nilai budaya tetapi juga membawa pesan perdamaian dan kesejahteraan untuk semua. Dengan mengusung semangat kebersamaan, keberagaman, dan kepedulian sosial,” kata Ricky.
Jeffry Yunus, Ketua Panitia Pelaksana BPF 2025 menjelaskan, BPF 2025 akan diisi dengan beberapa rangkaian acara budaya.
Dimulai dari acara Nyingma Monlam Indonesia di Taman Aksobhya Candi Borobudur, sebagai pembuka acara Festival pada 9 Mei 2025.
Acara pun diawali dengan doa puja yang dipimpin para guru dan Sangha, kemudian diakhiri Larung Pelita Purnama Siddhi di Candi Pawon dan Sungai Progo.
Pada acara Larung Pelita Purnama Siddhi, akan menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya.
Yaitu Art Exhibition, Tembang Macapat, Tari Gandavyuga, Beddhaya Manjushri, dan TarianSungai Progo.
Penyalaan lilin pelita dan perjalanan menujuSungai Progo akan menjadi highlight acara ini.
Di hari kedua BPF 2025, diisi dengan upacara Merti Karunia Bhumi. Yaitu suguhan Tarian Kisah Raja Mandatara, kemudian doa tujuh intan, dan diakhiri dengan prosesi ngiwakatau Fangshen.
Puncak acara BPF 2025 digelar di Taman Aksobhya, Candi Borobudur. Para hadirin akan disuguhi pameran seni rupa, batik, dan payung Nusantara, serta penampilan seni Tari Kisah Suddhona dan Manohara “Everlasting Love Story of Borobudur” hingga pelepasan merpati putih dan penyalaan pelitaperdamaian.
“Akan ada juga doa untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia yang dipimpin oleh 6 pemuka agama,” ungkap Jeffry yang juga Ketua Umum P3I.
“BPF 2025 akan diakhiri dengan Festival Bhumi Mandala di Candi Ngawen. Acara ini akan menampilkan art exhibition, sego wiwit, festival layang-layang, dan Tari Kisah Raja Kubera”Legend of Candi Ngawen,” sambungnya.
Menurut Jeffry, BPF 2025 merupakan wujud dukungan terhadap pelestarian budaya dan kesejahteraan masyarakat.
“Harapannya, BPF 2025 akan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk tetap mencintai dan melestarikan kekayaan budaya Nusantara,” kata Jeffry.
Untuk itu, pada BPF 2025 ini sejumlah Putri Indonesia 2025 yang baru saja terpilih ikut hadir menyaksikan dan menjadi bagian dari acara BPF 2025.
Jeffry membeberkan, kehadiran Putri Indonesia diharapkan dapat ikut menyebarkan nilai-nilai positif dari kegiatan BPF 2025 kepada seluruh anak muda di Indonesia.
Selain Putri Indonesia, lebih dari seratus Raja-raja Nusantara, sejumlah alumni Harvard University, duta UNICEF Ferry Salim dan belasan Duta Besar negara sahabat juga hadir untuk menyaksikan festival kebudayaan terbesar di Indonesia ini.
Diantaranya Duta besar Maroko Ouadia Benabdellah, Duta Besar Spanyol Fransisco De Asis Aguilera Aranda hingga Duta Besar Yunani Stella Bezirtzoglou.
Jeffry juga percaya bahwa keberlangsungan festival ini membawa dampak positif secara ekonomi, khususnya dalam memberdayakan UMKM, pelaku seni, dan masyarakat lokal.
“Oleh karena itu, kami mendorong agar acara ini tidak hanya menjadi ajang tahunan. Tetapi juga mendapat dukungan dan pengakuan resmi dari pemerintah sebagai agenda nasional yang mendorong pariwisata, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat,” tutup Jeffry.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar