INBISNIS.ID, DENPASAR – Harga komoditi pertanian bawang merah belakangan ini anjlok, Sudah tiga bulan petani dan pedagang bawang merah bima tidak bisa bertahan lagi bahkan sampai merugi.
Bahkan para petani melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor bupati bima beberapa waktu lalu, dan menuntut harga bawang merah bisa naik, dengan harga saat ini menembus angka terendah Rp 5.000 rupiah/Kg yang dimana biasanya harga jualnya cukup tinggi yakni diatas angka 15.000 rupiah/Kg.
Hal ini juga berdampak oleh para penjual di Pasar Galiran, Klungkung, Bali, Rabu, (24/11). Dimana para pedagang bawang bima, tidak mendapatkan stock pengiriman dari bima karena para petani merugi.
“Kami disini sudah tidak bisa lagi berjualan bawang merah asal bima karena petani disana rugi dengan harga jual nya makanya kita juga di sini kena imbasnya, info para petani di bima mereka melakukan unjuk rasa di kantor bupati itu tujuannya untuk menekan harga obat dan pupuk biar harganya turun,karena harganya tinggi sedangkan harga jual hasil panen bawang turun,” ujar Usman salah satu penjual bawang merah.
“Misalkan kita tanam bawang dengan luas kebun setengah hektar, Namun harga obat dan pupuk yang terlampau tinggi, karena pengunaan obat dan pupuk bisa dipake tiap hari bisa mencapai 1 juta rupiah selama dua bulan setengah sampai panen.
Tambahnya ” karena situasi ini makanya petani tidak bisa menjual bawang merahnya ke bali karena pasti akan rugi, kita sebagai penampung hasil panen dari petani akhirnya tidak bisa burbuat banyak karena situasi ini, untuk dapat makan aja tiap hari para penjual disini sudah sukur.
Jumlah gudang penampung bawang merah asal bima disini sekitar 60 orang, mereka mengutarakan keluh kesahnya dimana situasi saat ini yang terparah semenjak berdagang di pasar kelungkung ini, Mereka berharap situasi seperti ini bisa kembali normal dikarenakan saat ini sudah mau memasuki natal dan tahun baru biar harga bawang bisa kembali normal dan juga bisa berjualan lagi.
(Fery Fadly/Redaksi)
Komentar