INBISNIS.ID, SEMARANG – Pemanfaatan aset lahan pemerintah kota semarang yang dikelola dinas pertanian kota semarang melalui tandur space membuat semacam café dengan konsep urban farming yang berada di Jalan Menteri Supeno Mugassari Semarang.
Café yang yang bernuansa urban farming di pertengahan Kota Semarang ini, selain sebagai tempat kumpul remaja, juga sebagai edukasi anak anak muda untuk mencintai pertanian dengan konsep urban farming.
Kepala dinas UPTD kota Semarang, Yuli mengungkapkan melalui arahan Walikota Semarang dan Dinas Pertanian bersama Tandur Space maka dibuatlah semacam café dengan konsep urban farming, dengan konsep café supaya masyarakat khususnya anak muda yang berada di tengah kota ini tertarik untuk datang.
“Supaya anak anak muda khususnya di tengah kota ini tertarik untuk datang dengan teman temanya, kemudian juga diberikan informasi terkait dengan tanaman perkotaan,” ungkapnya, senin (22/11).
Kemudian bagi pengunjung café sekelilingnya akan disambut berbagai tanaman tabulampot bahkan hidroponik sebagai tambahan pemandangan yang sejuk bagi para pengunjungnya.
Begitupun café yang kini dinamai urban farming corner sendiri tidak hanya sebagai tempat kumpul para remaja, namun disana juga akan disediakan pegawai untuk tempat konsultasi mengenai pelatihan bisnis, pemasaran serta konsultasi produk hasil olahan pertanian.
“Artinya yang disini tidak hanya makan, akan tetapi juga bisa mengikuti pelatihan pelatihan dan edukasi tentang pertanian,” imbuhnya.
Lebih lanjut untuk Konsultasi urban farming sendiri dari dinas pertanian mengadakan program yang namanya home care, mulai pukul 8 pagi sampai 3 sore. Disana akan ada pegawai khusus para pengunjung untuk konsultasi mengenai pertanian.
“jam operasional mulai pukul 8 pagi sampai 3 sore untuk konsultasi terkait bisnis pertanaman kota,, disana bisa ditanyakan berbagai macam pertanian buah dan tanaman hias dengan system tabulampot, begitupun untuk konsultasi sendiri tidak ada biaya atau gratis.” terangnya.
Kemudian tambahnya meskipun mereka bukan dari kalangan anak petani, mereka mencintai pekerjaan sebagai petani melalui urban farming, karena kota semarang saat ini memiliki lahan konvensional yang sangat sempit sehingga harus di manfaatkan lahan sempit ini untuk kegiatan yang bermanfaat.
“Di Kota Semarang seperti ini, lahan semakin sempit, jadi kita manfaatkan lahan sesempit itu untuk pertanian dengan konsep urban farming , dan di sini bisa sebagai tempat rujukanya,” tambahnya.
Harapannya anak-anak remaja atau generasi millennial mampu mengembangkan pertanian dengan konsep urban farming di tengah kota khususnya Semarang, dan menjadi sentra supaya mereka tertarik dengan pertanian meskipun bukan dari anak petani.
“Menjadi sentra untuk anak muda supaya mau dan tertarik untuk bertani.” harapnya.
(Adimungkas E/Redaksi)
Komentar