oleh

Eksistensi Usaha Kerajinan Lokal Terancam, Pengrajin ini Ungkapkan Keresahannya

-Bisnis, Daerah-931 views

Laporan : Helga S

INBISNIS.ID, CIREBON – Kekayaan budaya Indonesia tidak dapat dipungkiri merupakan aset berharga yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, dan bahkan perekonomian bangsa ini.

Namun sayangnya, berbagai keterbatasan yang dialami oleh para pengrajin lokal untuk bisa mengikuti atau bahkan melampaui perkembangan zaman masih menjadi salah satu penghambat kemajuan sektor usaha kerajinan berbasis kebudayaan. Seorang pengrajin asal Cirebon, Kadmiya (53), yang telah berkecimpung di dunia usaha gerabah selama 13 tahun ini pun mengaku mengalami keresahan serupa. Hal ini ia ungkapkan dalam kesempatan berbincang dengan tim InBisnis pada Senin, 14 Februari 2022 yang lalu. Jumat, (25/2).

Kadmiya mengutarakan, ia mulai belajar berwirausaha di industri gerabah sejak kecil dengan mengikuti jejak orang tuanya. Produk-produk buatan tangannya tersebut mencakup pot bunga hingga hiasan interior dan eksterior rumah.

Sepanjang perjalanan bisnis Kadmiya, mengatakan bahwa ia masih mengandalkan pemasaran di wilayahnya sendiri.  Inipun jika ada pemesanan dari luar Kota, hanya pembeli dari Jakarta dan Bandung saja yang menjadi pelanggan tetapnya.

Terkait hal ini, ia merasa harus terlebih dahulu memastikan kualitas pengiriman yang aman untuk produk-produk gerabahnya tersebut, karena sifat material dari produknya yang mudah pecah. Oleh karena itu, Kadmiya mengaku belum berani untuk ekspansi ke luar Daerah, sehingga ia mempersilakan pembelinya untuk datang sendiri ke lokasi.

Selain itu, ia juga mengemukakan kekhawatirannya terkait eksistensi dari kerajinan gerabah ini. Terlebih menurutnya, terdapat 2 hal yang harus bisa ditingkatkan untuk menjaga keberlangsungan unit usaha kerajinan lokal, yakni keterlibatan pihak berwenang serta peran aktif generasi muda.

“Perlu ada pendekatan langsung dari Dinas, seperti pendampingan. Karena sampai saat ini masih tradisional (produk rumahan, bukan industri).” kata Kadmiya saat ditanya perihal aspirasinya untuk para pemangku kebijakan.

Pendampingan yang dimaksudkan tersebut adalah dari awal hingga produk bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Dalam hal ini, Kadmiya berharap bahwa Pemerintah Daerah dan pihak-pihak berwenang lainnya bersedia untuk bekerja sama dalam proses yang dilalui para pengrajin tersebut, serta menyediakan tempat untuk menampung hasil akhir produknya nanti.

Kadmiya juga menegaskan, bahwa semangat bisnis kerajinan berbasis warisan budaya Indonesia sudah sepatutnya dibangkitkan kembali. Ia pun meminta serta menganjurkan para generasi muda agar mau dan bisa turut serta menjadi pemasar berbagai produk kerajinan lokal, bahkan untuk menjadi pelaku usaha seperti ia dan rekan-rekannya.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *