oleh

Kisah Pilu Pasutri, Bertahun-tahun Huni Gubuk Bambu Reyot di MATIM

-Daerah-1,239 views

INBISNIS.ID, BORONG – Dana Desa (DD) yang kucurkan oleh pemerintah bertujuan untuk meretas kemiskinan. Namun, yang terjadi masih banyak warga Desa yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Program bedah rumah tidak layak huni (RTLH) dari dana Desa pun masih belum merata.

Seperti yang dialami keluarga pasangan suami istri (pasutri) Antonius Atom (47) dan Wihelmina Fel (45) di Wuas, Desa Rende Nao, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Kehidupan Pasutri ini sungguh memilukan. Mereka hidup serba kekurangan bersama dengan anak dan cucunya. Pasalnya mereka tinggal dalam gubuk bambu yang hanya berukuran 4×5 meter. Bersama tujuh orang anaknya, mereka bertahan hidup di gubuk bambu reyot.

Di gubuk bambu inilah keluarga Antonius Atom yang telah dihuni bertahun-tahun lamanya harus bertaruh hidup dengan bekerja sebagai petani.

Pantauan media pada Jumat (25/2), terlihat Antonius Atom dan Wihelmina Fel berdiri di depan pintu rumah mereka dengan wajah yang sangat sedih.

Kondisi rumah Antonius Atom ini sebenarnya tidak layak untuk dihuni. Namun, mereka tetap tabah dan setia menjalankan hidup yang serba kekurangan bersama ke tujuh orang Anak dan dua orang cucu mereka.

Di rumah bambu milik keluarga miskin ini hanya ada dua kamar. Satu sebagai kamar tidur dan satunya dijadikan dapur untuk masak.

Saat diwawancarai INBISNIS.ID, Antonius mengisahkan bahwa, gubuk reyot itu sudah ditingali keluarga besarnya hampir puluhan tahun. Selama ini, keluarga Antonius belum memperoleh sumbangan dari pemerintah Desa maupun Daerah untuk bedah rumah.

“Lihat saja kondisi rumah kami ini pak, tidak pernah diperbaiki karena keadaan ekonomi, tidak bisa untuk memperbaiki rumah kami,” ujarnya.

Ia menceritakan, gubuk reyot itu sudah didiami keluarganya hampir puluhan tahun. Selama ini, keluarga Antonius belum memperoleh sumbangan dari pemerintah Desa maupun Daerah untuk bedah rumah.

“Dulu aparat Desa sempat datang foto rumah kami pak. Ketika ditanya untuk apa pak foto rumah kami ini, jawaban dari (petugas) waktu itu supaya dapat bantuan rumah layak huni bapak dan ibu. Sampai saat ini belum ada jawaban pasti,” ujarnya.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *