oleh

Bappebti Perkuat Peraturan Perizinan Perdagangan Aset Kripto Untuk Perlindungan Konsumen

INBISNIS.ID, JAKARTA – Plt. Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko menyampaikan, Kementerian Perdagangan  melalui Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi  (Bappebti) menyikapi dengan  positif  perkembangan  perdagangan  aset  kripto  yang  terus  meningkat.  Diantaranya, dapat  dilihat  dengan  berbagai contoh  perkembangan dan  kerja  sama  yang  begitu pesat.

“Menyikapi hal ini, Bappebti terus mengatur dan mengawal perdagangan aset kripto  dalam sejumlah   peraturan,   termasuk   perizinan, sebagai   upaya   memberikan   perlindungan   kepada konsumen,” tegas Didid seperti yang dilansir kemendag.go.id.

Menurut Didid, Bappebti  berupaya  melakukan  penilaian  perizinan  secara  transparan,  efektif, dan efisien  pada  setiap  Calon  Pedagang  Fisik  Aset  Kripto  (CPFAK)  termasuk  dalam  hal mekanisme perdagangannya.

Pada  platform  salah  satu  pedagang aset kripto terbesar  di  Indonesia,  nasabah  yang melakukan pengisian fiat akan langsung tercatat sebagai BIDR. BIDR adalah aset kripto berupa token berbasis rupiah yang memiliki  proporsi nilai  yang  sama  dengan IDR,  yaitu 1IDR=1BIDR.  Kemudian, transaksi jual beli aset kripto dilakukan dengan menggunakan BIDR tersebut.

Berdasarkan   Peraturan   Bappebti   Nomor   8   tahun   2021   tentang   Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka Pasal 13 (2) huruf b tentang ruang   lingkup   kegiatan   fasilitasi  transaksi   perdagangan   aset   kripto  yang diperbolehkan,  hal tersebut masuk ke dalam pertukaran antar satu atau lebih antar jenis aset kripto.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Tirta Karma Senjaya menjelaskan, saat ini Bappebti sedang membentuk kelembagaan yang terlibat dalam perdagangan fisik  aset  kripto untuk  menjaga  keamanan  transaksi perdagangan, memastikan kesesuaiannya dengan peraturan yang telah ditetapkan, dan transparan.

“Bursa aset  kripto,  kliring,  dan  pengelola  tempat  penyimpanan  aset  kripto sedang  dalam  tahap pendaftaran   dan   penilaian   perizinan.   Bappebti   tidak   ingin   terburu-buru   untuk   memastikan ekosistem yang terbentuk dapat berjalan dengan baik sesuai fungsinya,”imbuh Tirta.

Tirta menambahkan,  seluruh  lembaga  yang  dibentuk  pada  ekosistem  perdagangan  aset  kripto memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan dan menerima pelaporan dari pedagang aset kripto.

Adapun  fungsi  setiap  lembaga  yang  dimaksud  adalah  sebagai  berikut, lembaga  kliring, berfungsi sebagai  lembaga  penyimpan  dana pelanggan  aset  kripto.  Minimal  70 persen dana pelanggan disimpan  di lembaga  kliring dan  30 persen dapat  disimpan  di pedagang  aset  kripto, serta melakukan penyelesaian transaksi aset kripto.
Hal ini berdasarkan yang dikutip Media INBISNIS.ID pada Jumat (14/10/2022).

Pengelola tempat  penyimpanan  aset  kripto, berfungsi  sebagai  lembaga  penyimpan aset  kripto pelanggan  yang  ditransaksikan  di pedagang  aset  kripto.  Minimal  50 persen dari aset  kripto yang akan  ditransaksikan  dan  50 persen di  pedagang  aset  kripto.  Sedangkan, pedagang  aset kripto, berfungsi sebagai tempat pelaksanaan transaksi perdagangan aset kripto.

“Untuk mewujudkan  ekosistem  ini,  Bappebti akan  terus berkoordinasi  dengan para pelaku, lembaga,  otoritas, dan  asosiasi  terkait  dalam  penyusunan  peraturan  aset  kripto.  Dengan begitu, akan tercipta   ekosistem yang   aman dan   juga berdampak   positif   bagi   masyarakat serta perekonomian nasional,” pungkas Tirta.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *