INBISNIS.ID, JEMBRANA – Hidup adalah perjalanan dengan segala rintangan. Usaha dan ikhtiar adalah jiwa yang mendalami kehidupan. Melakoni dunia usaha dengan mewarisi resep masakan merupakan amanah hingga kini dijalankan.
Pengolah kuliner Soto Ayam Kampung Mardianah (62) tahun Lingkungan Lelateng, Kelurahan Lelateng Kecamatan Negara mengatakan usaha ini dilakoninya sudah 3 generasi bahkan soto ayam kampung legenda yang selalu ramai pembeli. Buka dari jam 9 pagi, hanya butuh 3-4 jam sudah banyak yang beli bahkan rela antri, pada Selasa (05/07).
“Ayam kampung dalam sekali masak bisa sampai 5 ekor ayam kampung. Itu pun kini agak kesulitan bahan dasar ayam kampung. Karena memang warung Soto Haji Subir yang memang sudah banyak konsumen yang tahu itu,” tuturnya.
Mardianah atau bisa orang menyebutnya Bibi Mar juga menjelaskan, lima tahun meninggal sang suami Haji Subir, saya dan anak bahu membahu berjualan soto ayam kampung. Resep masakan khas soto ayam kampung didapatkan dari ibu mertua. Awalnya sang kakek berjualan di depan rumah. Jika dihitung sudah 3 generasi melakoni usaha ini. Kira-kira udah lebih dari 50 tahunan hanya berjualan soto.
“Meneruskan ini sudah 30 tahun, dengan citra rasa dan resep yang sama tanpa mengurangi sekalipun. Harga seporsi 15 ribu walau kondisi komoditi cabai saat ini berharga 90 ribu Rupiah yang hargfa awalnya cuman 50 ribu Rupiah. Bawang merah ikut melonjak juga, dulu 25 ribu sekarang 60 ribu. Sedangkan harga soto ayam kampung sulit menaikannya. Ayam kampung juga ikut naik harga sekarang 110 ribu yang sebelumnya hanya 60 ribu sampai 70 ribu. Bahkan kini sulit mencari ayamnya,” ujarnya.
Mardianah juga menyampaikan, soto ayam kampung pelanggan dari pegawai bahkan pejabat pun suka menikmati sajian kuliner yang memang sangat terkenal dan dinikmati.
“Kini mencoba mengajarkan anak laki memasak resep khas soto ayam kampung. Anak 6 laki-laki yang meninggal dunia 2, kini yang paling kecil belajar masak sambil kuliah,” tutupnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar