INBISNIS.ID, BORONG – Sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan pengolahan pisang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM. Kegiatan ini dimulai sejak tanggal 19-25 Juni 2022, yang bertempat di Aula Hotel Gloria, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong.
Pelatih pengolahan pisang, Ir. Tri Winarni, menuturkan bahwa sebenarnya ada banyak potensi yang ada di Manggarai Timur. Ia katakan bahwa, tanaman perkebunan dan pertanian menjadi aset bagi peningkatan taraf ekonomi masyarakat, salah satunya adalah pisang namun penguasaan yang masih minim menjadi kendala yang perlu diretas.
”Selama kegiatan ini, para peserta terlihat sangat antusias, namun ada yang harus diperbaiki yakni mutu hasil olahan,” ucap Tri.
Tri kemudian menambahkan bahwa dalam diri peserta pelatihan harus memiliki semangat kewirausahaan sehingga mereka dapat menemukan dan menentukan potensi apa yang bisa dijual sebagai produk unggulan.
”Pada saat ini, potensi unggulan kita adalah pisang. Kita harus bisa membaca peluang dengan cara merancang atau merencanakan produk apa yang bisa kita hasilkan dari bahan baku pisang , tidak hanya terbatas pada keripik. Seperti dalam kegiatan ini, kami awali dengan membuat tepung. Tepung berbahan dasar pisang tersebut dibuat dengan cara pisang diparut terlebih dahulu dijemur lalu dihancurkan untuk kemudian menjadi tepung. Tidak hanya itu , dalam kegiatan ini peserta juga dilatih untuk membuat roti dan ice cream” terangnya.
Tidak terbatas pada mengolah bahan dasar saja, dalam kegiatan tersebut menurut Tri, peserta pelatihan pun dibekali dengan pengetahuan tentang pengemasan bahkan sampai pada pembukuan hasil penjualan produk yang dihasilkan.
“Secara umum UMKM tidak punya catatan, mereka kurang memahami pembukuan. Sebagai solusi pelaku UMKM bisa menggunakan aplikasi krealogi untuk pencatatan digital, misalnya mendaftar jenis keripik, harga, dan pesanan. Untuk kemasan, tidak boleh menggunakan sablon karena sablon itu kan pake minyak tanah dan baunya bisa tembus plastik, apalagi plastik tipis bertipe PP 03, 04, 05. Jadi, mesti menggunakan plastik tebal PP 010. Kita sudah ajarkan juga untuk kemasan karena mereka belum tahu standar kemasan yang memenuhi standar aturan pemerintah,” jelas alumni Teknologi Pangan Brawijaya itu.
Sementara itu, Bidang Perindustrian Dinas Perindagkop Matim, Epy Ndarung, mengatakan potensi pisang di Matim butuh pengolahan yang jelas dan produknya bisa disesuaikan dengan jenis pisang yang tersedia.
“Di sini pisang kepok. Pisang kepok bisa diolah menjadi bahan setengah jadi hingga bahan jadi. Bisa dijadikan keripik, selai, dan tepung,” ungkapnya.
Menurut Epy, nanti adanya upaya legalitas produk agar dapat dipasarkan di daerah lain bukan hanya di Manggarai Timur.
Dionysia Mulyati, salah satu peserta Pelatihan Pengolahan Pisang menyampaikan rasa terima kasih kepada Dinas Perindagkop karena telah diundang untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan. Menurutnya, pelatihan ini sangat membantu meningkatkan SDM pelaku UMKM di Matim.
”Dengan diundang mengikuti pelatihan ini, kami jadi tahu kalau pisang bukan sekedar dijadikan pisang goreng saja tetapi ternyata ada banyak bentuk olahannya. Banyak hal yang kami pelajari selama mengikuti kegiatan ini,” ungkapnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar