oleh

Disperindag NTT Berikan Pelatihan Pengolahan Mete bagi UNITAS 

-Bisnis, Daerah-516 views

INBISNIS.ID, SIKKA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTT, memberikan pelatihan pengolahan jambu mete bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Sikka, bertempat di Guest House Dorm Floresa dan Art Shop Sonya Tenun, Jalan Don Thomas, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kota Maumere. Kegiatan pelatihan pengolahan komoditas mete menjadi sebuah produk industri kreatif yang bernilai ekonomis itu pun, berlangsung sejak Selasa (14/6) hingga Jumat (17/6) dan mampu menggaet 20 orang peserta yang tergabung dalam UMKM Nian Tana Sikka (UNITAS).

Ditemui INBISNIS.ID disela-sela memberikan pelatihan tersebut, pada Rabu (15/6), Instruktur Pengolahan Mete, Disperindag Provinsi NTT, Titik Suwandari mengatakan bahwa, kegiatan pengolahan mete ini merupakan kegiatan pembinaan bagi industri kecil menengah. Dimana selama ini jambu mete hanya dimanfaatkan kacangnya saja, sementara daging semuanya hanya dimanfaatkan untuk ternak.

Akan tetapi, lanjut Titik, dengan adanya program dari Disperindag NTT kali ini, menginginkan ada sebuah pembinaan olahan teknologi itu. Sehingga daging jambu mete yang semula hanya dijadikan pakan ternak, bisa dijadikan wine buah. Selain itu, ampas dari daging mete juga bisa dijadikan abon, sehingga tidak dibuang lagi.

“Tentunya dengan kisaran alkohol bisa dikondisikan diatas 40%, yang nantinya hampir menyamai Sopi (Minuman khas Timor) atau Moke (Minuman khas Sikka). Untuk winenya juga diharapkan nanti bisa menyamai wine apel, wine dari anggur itu sendiri, wine cherry dan yang lainnya. Karena selain dari jambu mete ini, tidak ada yang lain. Nangka sudah biasa, kalau jadi wine tidak ada rasanya. Kalau sirsak pun kurang meningkat, jadi paling bagus sebenarnya jambu mete yang dipakai daging buahnya,” bebernya.

Instruktur Pengolahan Mete, Disperindag Provinsi NTT, Titik Suwandari (tengah) berpose bersama anggota UNITAS sembari menunjukan produk olahan jambu mete.

“Sedangkan untuk abon, kalau disepakati dan niat dengan baik, maka ini akan menjadi sebuah produk ekspor. Dimana dia (abon) non daging (original) untuk vegetarian. Jadi teruntuk orang yang vegetarian, abon ini akan bisa bersanding baik dengan abon lokal maupun abon dari luar daerah,” terangnya.

Lebih lanjut Titik menambahkan, produk olahan terutama kacang jambu mete akan memiliki turunan, seperti kacang berselimut (lebih dikenal dengan Kacang Thailand) dan nanti akan diubah menjadi Kacang Maumere karena merupakan Produk Maumere, Kabupaten Sikka. Selain itu, ada selai kacang, permen kacang, kue beng-beng (dari kacang mete yang kecil-kecil atau hancur), yang akan diolah dengan proses yang sesederhana mungkin.

“Nanti kami akan berikan kadaluarsanya di enam bulan keatas, tentang kemasan dan sebagainya menyesuaikan daerah. Maka dari itu, program pembinaan UMKM seperti ini harus diikuti dan dipelajari dengan baik oleh masyarakat, sehingga dapat dimengerti dan mereka akan tahu proses pengolahannya,” katanya.

Menurut Titik, proses pelatihan pengolahan mete menjadi berbagai produk bersama kelompok UNITAS tersebut, sudah dimulai sejak Selasa (14/6) dengan praktik pembuatan wine buah, selai dari kulit jambu mete dan abon mete. Untuk hari ini, Rabu (15/6) merupakan proses pembuatan kacang berselimut (Kacang Maumere), kacang rasa pedas, stik kacang mete, selai kacang. Sementara ada pembuatan abon lanjutan, dengan proses yang berbeda dari hari kemarin. Sedangkan besok, Kamis (16/6) direncanakan untuk membuat olahan kacang yang sangat coklat (beng-beng) dan permen kacang mete.

Untuk itu, Titik yang juga merupakan Instruktur pengolahan sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ikan, daging, telur dan susu ini pun mengharapkan para pelaku UMKM (UNITAS) dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan baik dan jangan memandang sebelah mata, demi menjadi tahu dan dapat memperoleh hasil yang luar biasa. Baginya, inovasi ini juga tak boleh berhenti disini saja. Namun harus berkelanjutan dan menjadi tugas putera-puteri daerah untuk melanjutkannya.

“Saya berasal dari Jawa, bukan berarti saya bahwa saya tahu segalanya, tetapi saya hanya mau berbagi ilmu. Selama sebuah daerah tersebut memahami itu, maka mereka akan bisa mengembangkan sumber daya alam dari masing-masing daerah, itu pun nanti akan berbeda-beda sumber daya alamnya. Intinya bahan baku tidak boleh ekspor maupun impor, harus dari daerah sendiri,” pungkasnya.

Anggota UNITAS terlihat sibuk membuat berbagai produk olahan dari jambu mete.

Sementara itu, Ketua UNITAS Kabupaten Sikka, Theresia Isidorus Fernandez menuturkan bahwa, kegiatan itu merupakan momentum awal bagi UNITAS. Sebab asosiasi yang dipimpinnya tersebut, sudah menjadi Wajib Pajak pada Kantor KPP Pratama Maumere, menyusul akan dikukuhkan secara resmi pekan depan.

“Kita patut berterima kasih kepada Disperindag Provinsi NTT dan Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM Kabupaten Sikka yang sudah menjemput bola ke UNITAS, agar kita bisa terlihat dan mampu memanfaatkan kegiatan ini secara baik dan tepat. Tidak hanya kuliner saja, tapi ke depannya akan ada lagi beberapa kegiatan lanjutan bagi UKM di bidang lainnya,” kata Isye, sapaan akrab nya.

Bagi semua anggota UNITAS yang sudah mendapatkan ilmu secara gratis dari narasumber yang mumpuni, Isye pun meminta agar dapat diaplikasikan secara baik dari segi kontinuitas produk jambu mete. Sebab tak hanya musim panen saja yang menjadi prioritas, akan tetapi produksi jambu mete yang tetap terjaga juga menjadi target utama.

“Jadi setelah mengikuti pelatihan ini juga, diharapkan ada keberlanjutan pengolahan produk dari buah mete yang pernah menjadi buah tangan (ole-ole) unggulan Kabupaten Sikka lima tahun lalu,” terangnya.

Senada, Chen Chabarezi, salah satu anggota UNITAS yang mengikuti pelatihan itu juga memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Disperindag NTT yang telah memberikan pelatihan tersebut. Dirinya pun berharap agar pelatihan itu dapat bermanfaat bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Sikka dalam mengolah komoditas mete menjadi berbagai produk makanan lokal.

“Mengingat karena kita mempunyai bahan baku mete yang lumayan banyak, sehingga dengan adanya pelatihan ini, diharapkan akan menjadi bekal bagi kita semua untuk dapat memanfaatkan hasil alam menjadi produksi yang baik ke depannya nanti,” ujarnya.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *