oleh

Dua Puluh Pelaku UMKM di Sikka Ikuti Bimtek Industri Kreatif Pengolahan Mete

INBISNIS.ID, SIKKA – Sebanyak 20 pelaku UMKM di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, yang tergabung dalam UMKM Nian Tana Sikka (UNITAS), mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Industri Kreatif Pengolahan Mete yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTT.

Dimana kegiatan Bimtek tersebut berlangsung selama 4 hari yakni, sejak Selasa (14/6) hingga Jumat (17/6/2022), bertempat di Guest house Dorm Floresa dan Art Shop Sonya Tenun, Jalan Don Thomas, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.

Disperindag Provinsi NTT melalui Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM Kabupaten Sikka, Yoseph Benyamin dalam sambutannya saat membuka kegiatan itu, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Disperindag NTT yang telah menggelar Bimtek Pengolahan Mete dan melakukan pendampingan bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Sikka, untuk mengolah komoditas mete menjadi produk industri kreatif.

“Dinas ingin memberikan pendidikan dan pelatihan tentang cara mengolah mete sebagai bahan baku untuk sebuah industri kreatif, agar dapat dikembangkan di Kabupaten Sikka,” katanya, pada Selasa (14/6/2022).

Yoseph menuturkan, selama ini sudah banyak pelatihan yang telah dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun lembaga NGO, untuk para pelaku UMKM di Kabupaten Sikka. Sehingga melalui pelatihan itu pun akan memberikan gambaran tentang bagaimana cara mengolah komoditas mete, seperti kacang mete menjadi coklat mete dan juga daging mete yang bisa diolah menjadi minuman.

Pelaku UMKM di Kabupaten Sikka saat mengikuti Bimtek Industri Kreatif Pengolahan Mete

Namun Yoseph mengakui bahwa, bahan baku mete yang ada di kebun masyarakat tidaklah terlalu banyak, karena bergantung pada faktor situasi dan cuaca. Meskipun begitu, dirinya merasa optimis bahwa para pelaku UMKM yang memiliki spesifikasi pengolahan mete, akan mendapatkan banyak ilmu dari pelatihan tersebut untuk meningkatkan kualitas produksi mete.

“Ini menjadi satu embrio ke depan. Selain mete, ada produk-produk lain. Mungkin juga ada produk keladi, karena jumlahnya banyak yang akan diolah untuk menghasilkan berbagai produk makanan,” ujarnya.

Yoseph juga menginginkan UMKM di Kabupaten Sikka dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang banyak dan berkelanjutan, sebab pangsa pasar selalu membutuhkan produk yang tersedia setiap saat. Sehingga melalui pelatihan ini, dirinya pun berharap agar para peserta dapat mengikuti pelatihan tentang pengolahan produk mete dengan baik tentang pengolahan produk mete, demi mengaplikasikan ilmu dari para narasumber yang berkompeten di bidang pengolahan mete.

“Kedepannya UMKM kita harus naik kelas, baik jumlah produksi maupun menjanjikan hasil yang bermanfaat untuk ekonomi rumah tangga kita. Dari Kelompok UNITAS juga harus ada yang spesial bergerak di produk pengolahan mete, harus lebih masif, sehingga target pasaran kita jelas,” ungkapnya.

Sementara itu, Ibu Titik, salah satu narasumber pengolahan mete yang berasal dari Malang, Jawa Timur, saat ditemui di sela-sela kegiatan mengatakan bahwa, untuk kegiatan hari pertama, para peserta diberikan materi pengolahan buah dan biji mete menjadi minuman Wine dan produk makanan ringan.

“Hari pertama, peserta Bimtek kami berikan materi tentang proses pengolahan buah mete. Dimana mereka mengupas dan membersihkan buah mete yang sudah matang, lalu diperas, diambil airnya untuk difermentasi menjadi Wine. Ada juga yang mengupas biji mete kering untuk diambil kacang metenya, yang akan diolah menjadi produk makanan seperti kacang mete pedas manis, permen kacang mete, beng-beng dan abon mete,” jelasnya.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *