INBISNIS.ID, BALI – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny. Putri Koster mengatakan bahwa tidak ada diskon dalam pameran IKM Bali Bangkit.
Hal ini disampaikan dalam diskusi singkat antara wartawan INBISNIS.ID bersama Ny. Putri Koster atau yang kerap disapa Bunda Putri yang didampingi oleh Kepala Dinas Disperindag Ir. I Wayan Jarta M.M, saat meninjau persiapan pembukaan Pesta Kesenian Bali di Art Centre (11/06).
“Saya bilang di Pameran IKM ini tidak ada diskon, harga harus tertulis jelas pada setiap produk yang dipajang sehingga konsumen tahu harganya, dan para pengrajin tidak seenaknya menaikan dan menurunkan harga seenaknya”,ungkap Bunda Putri.
Pernyataan ini dikatakan secara tegas kepada para pengrajin dibawah naungan Dekranasda Bali, Bunda Putri juga mengatakan bahwa akan menindak tegas dengan dikeluarkan dari stand yang disiapkan secara gratis.
Hal ini dilakukan Bunda Putri untuk mengajarkan kepada konsumen dapat menghargai hasil karya designer, juga para designer agar dapat menjual produknya dengan untung yang sewajarnya atau yang ditetapkan 20%.
“Jadi ketika penjual sudah memberikan harga yang benar maka pembeli tidak akan meminta untuk menurunkan harga, jadi kalau kita di Bali semua pedagang memperlakukan diri dan konsumennya seperti itu tidak akan yang menawar”, ungkap Bunda Putri.
Dalam hal ini Bunda Putri ingin mengatakan bahwa dalam berjualan atau bergelut di dunia bisnis, landasan utama yang harus dipegang teguh adalah kejujuran, dilanjutkannya bahwa semua keuntungan sudah ditakar oleh semesta.
Dia menegaskan bahwa jika melihat harga designer yang dipajang di IKM memang terlihat mahal, namun kualitas yang ditawarkan juga tinggi, namun hal itu menurutnya sangat wajar, mengingat harga kain endek dan biaya produksi yang lumayan tinggi sehingga harga yang ditawarkan menurutnya dapat bersaing.
“Nak Bali bani kok meli, nak Bali ngelah kok pis, tapi seken sing ajin ne monto, nah yen sube seken pembeli bani kok meli (orang Bali berani kok beli, orang Bali punya kok uang, namun benar tidak harganya segitu, kalau sudah benar pembeli berani kok membeli)”, tandas Bunda Putri dalam Bahasa Bali.
Dia juga menjelaskan problematika penjual yang tidak mau jujur dalam menjual, hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa penjual yang menjual produk berbahan dasar alpaka dengan harga jual perak yang dapat menjebak konsumen, sehingga konsumen merasa dibohongi dan menghindari produk lokal.
Bunda Putri juga mengatakan menurutnya Pandemi Covid-19 merupakan sebuah berkah baginya dalam memimpin Dekranasda Bali sehingga beliau dapat merangkul para desainer Bali untuk bersama bangkit dan menduniakan kain tenun Bali.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar