INBISNIS.ID, TERNATE – Salah satu syarat dalam pengajuan Jalur Rempah sebagai nominasi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO adalah bahwa sejarah tentang rempah-rempah harus menjadi kriteria nilai universal yang luar biasa atau outstanding universal value. Dalam hal ini, pemahaman tentang sejarah Jalur Rempah harus hidup di tengah masyarakat.
Terkait dengan hal ini, maka Ternate dan Kota Tidore kepulauan merupakan dua dari 100 titik napak tilas Jalur Rempah Nusantara rencananya bakal diusulkan ke UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.
Napak tilas yang melibatkan KRI Dewaruci dengan kegiatan muhibah budaya jalur rempah 2022 mengikutkan 147 Laskar Rempah dari 34 Provinsi di Indonesia yang bertolak dari Makassar, Sulawesi Selatan dan Bau-bau. KRI Dewaruci sementara ini berlabuh di Pelabuhan Ahmad Yani. Rabu (15/6), Laskar Rempah akan bertolak dari Ternate ke Tidore. Mereka berada di Tidore satu malam. Selanjutnya, peserta muhibah akan bertolak lagi dengan KRI Dewaruci menuju Banda Neira dan Kupang.
“Muhibah budaya jalur rempah ini kegiatan yang diprakarsai Direktorat Jenderal Kemendikbud Ristek. Peserta muhibah disebut laskar rempah. Peserta dibagi dalam empat regu yang nanti berlayar di dua titik sampai kembali ke Surabaya, Jawa Timur,” jelas Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Hilmar Farid pada awak media, Selasa (14/6).
Menurut Hilmar bahwa salah satu cara terbaik untuk menghidupkan memori dan makna penting Jalur Rempah adalah melalui pendidikan, Oleh karena itu, pemerintah bersama dengan para sejarawan, dan komunitas sejarah perlu bekerja sama membangun narasi yang kuat mengenai sejarah Jalur Rempah. Narasi tersebut nantinya oleh para guru sejarah diinternalisasikan kepada peserta didik melalui pembelajaran.
“Ini adalah salah satu momen di mana kebijakan pendidikan dan kebudayaan dapat berpadu,” imbuhnya.
Lebih jauh disampaikan Hilmar bahwa pengajuan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia ke UNESCO bukan hanya karena nilai sejarahnya semata, tetapi juga manfaat rempah-rempah bagi masyarakat pada masa sekarang. Misalnya, fungsi rempah-rempah untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Khasiat rempah-rempah telah terbukti dalam dunia pengobatan, selain juga kaya manfaat untuk menambah cita rasa makanan. Pengakuan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO dapat digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai media diplomasi internasional bidang kebudayaan.
Sementara, Walikota Ternate, M. Tauhid Soleman saat menyampaikan sambutannya mengatakan bahwa, Ternate merupakan salah satu titik singgah perjalanan muhibah jalur rempah bagian dari napak tilas sejarah masa lalu. Karena rempah juga mengakibatkan bangsa asing seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Jepang dan Inggris datang ke Maluku Utara. Kedatangan bangsa asing itu karena adanya cengkih dan pala yang melimpah di Maluku Utara.
“Tentu saat ini ada refleksi kembali dari perjalanan masa lalu dalam rangka pendidikan untuk generasi muda kita, utamanya laskar rempah ini dari seluruh Indonesia yang datang secara langsung,” katanya.
Ia mengatakan, Kota Ternate sekarang ini sudah dijadikan sebagai Kota Rempah. Atas dasar itu, Pemkot Ternate berkepentingan untuk menginformasikan hingga diketahui dunia internasional terkait City Branding sebagai Kota Rempah.
“Mudah-mudahan ini menjadi titik balik buat kita semua dengan harapan ada nilai tambah bagi masyarakat Kota Ternate melalui peristiwa muhibah budaya jalur rempah, sekaligus napak tilas perjalanan jalur rempah di Kota Ternate,” pungkas Wali Kota.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar