INBISNIS.ID, BALI – Sekaa Teruna Dwi Tunggal, Banjar Menesa Puseh, Kelurahan Pedungan, Denpasar menggelar lomba layang-layang bertajuk Dwi Tunggal Melesat Kite Festival.
Lomba layang-layang ini di buka langsung Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara ditandai dengan penyerahan piala bergilir Walikota kepada panitia lomba, Sabtu (4/6).
Walikota, Jaya Negara mengatakan, layang-layang telah menjadi permainan tradisi bagi masyarakat. Terlebih layang-layang memiliki filosofi konsep Rare Angon yang terus berkembang serta menjadi event di ajang daerah, nasional hingga internasional. Kreatifitas dalam layang-layang saat ini semakin maju, sehingga perlu terus didukung.
Apa lagi ini merupakan pemulihan budaya pasca pandemi selama dua tahun ini, yang mana ini lomba layang-layang secara offline pertama pasca pandemi yang melanda.
Kreatifitas layang-layang harus terus didukung dalam pelestarian permainan tradisi dengan kreatifitas yang terus berkembang.
“Tradisi layang-layang dari segi ekonomi kreatif tidak saja menjaga tradisi, namun mampu memberikan manfaat ekonomi kedepan dalam bidang kreatifitas,” ujarnya sembari mengajak para Rare Angon untuk selalu menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban serta tetap prokes.
Sementara Ketua Panitia Dwi Tunggal Melesat Kite Festival, Kadek Aishwa Narendra mengatakan, lomba layang-layang ini diikuti oleh 455 peserta. Lomba ini merupakan yang pertama dan digelar selama dua hari yakni Sabtu – Minggu, 4 – 5 Juni 2022. Pelaksanaan lomba digelar di Carik Nyalin yang masuk wilayah Subak Kerdung, Desa Adat Pedungan.
“Tapi kami masih buka pendaftaran dengan target minimal 500 atau kalau bisa 1.000 peserta,” kata Narendra.
Ada beberapa kategori dalam lomba ini mulai dari layangan plastik, kategori remaja, dewasa, dan celepuk. Sementara jenis layang-layang yang dilombakan yakni bebean, pecukan, janggan buntut, janggan dan celepuk. Untuk peserta lomba ini berasal dari seluruh Bali.
“Pendaftaran lomba ini sudah kami buka sejak 2 Mei 2022 lalu,” katanya.
Biaya pendaftarannya berkisar antara Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu. Ia mengatakan, terdapat delapan orang juri dalam perlombaan ini. Pemenang akan mendapat piala, piagam, dan uang pembinaan.
Selain itu ada juga penghargaan untuk pengirim layangan terbanyak, dimana satu sekaa bisa mengirim 20 layangan.
“Untuk pengirim terbanyak mendapat piala, piagam dan dua ekor ayam,” katanya.
Ia mengatakan kegiatan bertujuan untuk melestarikan budaya khususnya layangan Bali.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar