INBISNIS.ID, BALI – Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, dr. Ketut Suarjaya, MPPM., mengungkapkan bahwa total keseluruhan nilai investasi dari Layanan Kanker Terpadu yang ada di Rumah Sakit Bali Mandara adalah 168 Miliar Rupiah saat acara pembukaan Layanan Kanker Terpadu di RS. Bali Mandara (31/05).
Nilai investasi 268,2 Miliar yang di sebutkan oleh Ketut Suarjaya terdiri dari 81,2 miliar rupiah untuk pembangunan fisik gedung Layanan Kanker Terpadu, kemudian investasi pengadaan alat kesehatan sebesar 56 miliar rupiah, sehingga Total anggaran yang telah dibelanjakan adalah 137,2 Miliar Rupiah.
Ketut Suarjaya juga menjelaskan bahwa masih terdapat 131 miliar rupiah anggaran yang akan digunakan untuk pembelanjaan alat kesehatan yang akan dibelanjakan pada tahun 2022 hingga tahun 2023 yang meliputi tambahan alat radioterapi linex, kemudian pembelanjaan alat Brakiterapi untuk sel sel kanker tertentu, termasuk Spek City untuk kedokteran nuklir serta mengembangkan Kedokteran laboratorium (Ked. Lab) untuk jantung.
Beliau juga menerangkan bahwa diproyeksikan total keseluruhan nilai investasi yang digelontorkan akan mencapai Break Event Point (BEP) dalam kurun waktu paling lambat lima tahun.
‘’Mungkin kalau semua jalan, dalam empat sampai lima tahun sudah kembali, paling lambat lima tahun sudah kembali’’ ungkapnya pada INBISNIS.ID.
Salah satu hal yang dapat mendukung cepatnya pengembalian nilai investasi RSUD Bali Mandara pada Layanan Kanker Terpadu adalah kedokteran nuklir, yang merupakan satu satu nya layanan nuklir yang ada di Bali juga di Indonesia bagian timur serta merupakan Rumah Sakit ke delapan di Indonesia yang menyediakan layanan nuklir. Dengan adanya layanan nuklir yang dapat mendiagnosis kasus kanker serta beberapa jenis tumor yang dapat dihilangkan dengan layanan nuklir ini dapat mendukung 50% peningkatan pendapatan.
‘’Sebenarnya layanan kesehatan itu investasinya adalah kesehatan masyarakat, jadi sehat itu menjadi nilainya, sedangkan dari sisi finansial layanan Nuklir ini akan menambah pendapatan Rumah Sakit, paling tidak 50% pendapatan rumah sakit akan meningkat’’ ungkapnya.
Ketut Suarjaya juga berharap bahwa pada tahun 2024 Layanan Kanker Terpadu RS. Bali Mandara tidak lagi disubsidi oleh Pemerintah Provinsi Bali, Namun Murni dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga dapat berkontribusi untuk Pemprov Bali.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar