oleh

Pedagang Pernak Pernik Jelang Galungan Mulai Ramai Pembeli

INBISNIS.ID, JEMBRANA – Galungan tinggal menghitung hari, para pembeli aksesoris Penjor sudah mulai ramai. Para pedagang pun sudah menyiapkan segala jenis aksesoris yang dibutuhkan. Dari jenis sampiyan dari besar dan yang kecil, jamur, padi, gelungan sanggah, dan kolong-kolong dari yang murah sampai model yang paling mahal. Di Kabupaten Jembrana penjualan jenis aksesoris Penjor merasakan dampak positif di jelang Galungan tahun ini.

Pemilik Toko Laksmi Ni Nengah Nenten (57) asal Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana yang menggeluti jualan aksesoris Penjor sudah 8 tahun dilakoni. Itupun sejak pulang dari kabupaten Bangli. Kini menikmati berjualan sambil menikmati masa jelang senja. Hidup sendiri setelah di tinggal suaminya puluhan tahun lalu. Berniaga di pinggir jalan WR. Supratman Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Jembrana, Senin (30/05).

Ni Nengah Nenten mengisahkan, hidup sendiri dengan merawat keponakannya karena tidak memiliki keturunan sejak menikah. Dengan menjalani usaha kecil ini justru sangat bahagia. Untuk bahan dasar aksesoris Penjor adalah daun Ental yang kini mulai sulit dicari. Itu pun di pesan dari Madura dan Sumba (NTT). Harga daun Ental harga 600 ribu isi 25 lebar daun Ental. Ada juga dikerjakan sendiri dan tukang di rumah.

“Harga aksesoris Penjor dari harga 20 ribu sampai 100 ribu. Hasil dalam kurung waktu 6 bulan 1 juta. Karena ini di jual musiman ketika saat jelang-jelang hari raya umat Hindu. Upaya niaga ini juga sudah banyak pelanggan, buka dari jam 08.00 WITA bisa sampai 21.00 WITA itu biasa apalagi jelang hari raya,” ucapnya.

Ni Nengah Nenten juga menyampaikan, untuk mengerjakan dengan sistem cepat seperti kolong-kolong selain murah juga mudah dikerjakan, sedangkan yang sulit jamur besar karena selain banyak motif, juga butuh ketelitian dan penuh keterampilan. Intinya harus menjiwai seni kerajinan motif Bali.

“Melestarikan seni kerajinan aksesoris Penjor selain terampil juga butuh kesabaran dan ketekunan. Intinya mencapai kehidupan harus sabar, teliti, dan juga jangan mudah putus asa. Karena semua itu ada Tuhan yang mengatur,” pungkasnya.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *