oleh

Nobar dan Bedah Film Pendek Lewotanah Karya Remaja COPA

-Daerah-932 views

INBISNIS.ID, LEMBATA – Segenap insan di desa Kolontobo menghadiri undangan remaja usia 19 tahunan yang tergabung dalam Communio A Pago (Komunitas Anak Kampung) atau disingkat COPA guna melaksanakan nonton bareng (nobar) dan bedah film pendek dengan judul Lewotanah karya anak asuh Antonius Haris di aula Kantor Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Sabtu malam (19/2).

Lambertus Nuho, Kepala Desa Kolontobo dalam sambutannya sekaligus membuka nobar dan bedah film Lewotanah ini mengapresiasi karya komunitas COPA.“Kami pemerintah desa mengapresiasi anak muda itu seperti itu. Anak muda itu mestinya menampilkan kreasi-kreasi seperti ini yang bernilai positif. Jangan jadi anak muda yang kumpul-kumpul dan minum mabuk lalu melakukan kejahatan,” ujar Lamber Nuho Kades Kolontobo periode 2021-2027.

Film berdurasi 33 menit ini mengisahkan kehidupan budaya dan sosial yang terjadi di Lewotanah atau kampung. Ada pesan antropologis yakni hubungan manusia dengan alam yakni ketika hendak memotong sebatang pohon sang manusia meminta maaf dan izin kepada pohon dan alam sekitarnya.

Pada adegan lain, muncul sekelompok orang yang memerintahkan pemilik tanah untuk keluar dari pondok tempat tinggalnya. Menurut sineas Lembata Elmundo Lemaking, adegan ini menunjukkan massifnya perampasan tanah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Elmundo Lemaking yang pernah menyutradarai short film Amalake menjadi pemenang ke-3 lomba film pendek oleh KPK itu mengapresiasi langkah remaja COPA dalam keterbatasan fasilitas untuk pembuatan film.

“Meskipun ada banyak hal yang perlu dikoreksi, seperti backsound, tapi saya merinding melihat mental mereka untuk berdiri sendiri membuat film pendek,” ungkap Elmundo Lemaking.Ia pun mengharapkan dari aspek sinematografi, maha karya luar biasa ini dievaluasi agar lebih baik ke depannya.

Sementara itu, editor film Lewotanah, Bartes mengakui bahwa ide film pendek sampai pada proses editing dibuatnya bersama teman-teman dengan keterbatasan peralatan.

“Kami pinjam alat dari Bang Mundo. Jadi, kamera yang kami pakai itu kamera Canon untuk foto bukan video. Ligthing juga hanya satu biji,” pungkasnya.

“Terima kasih Bapa Mama, Abang, Kaka semua yang sudah hadir dan memberi masukan untuk kami,” tutup Bartes.

(Antonius Rian/HS)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar