INIBISNIS.ID, LUWU TIMUR – Pelatihan paralegal yang diselenggarakan oleh PGI bersama dengan YLBHI dan LBH Makassar, berlangsung di aula lantai 6 Hotel Grand Town Makassar di Komplek Pasar Segar, Jl. Pengayoman Blok. E, No. 9B Pandang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Kamis (19/05/2022).
Adanya Kasus kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (KBB) masih terus mewarnai kehidupan sosial, budaya dan politik kebangsaan kita. Temuan penelitian dari beberapa lembaga yang bekerja mendampingi isu–isu KBB menunjukkan masih tingginya kasus pelanggaran KBB yang dilakukan baik oleh kelompok masyarakat tertentu maupun oleh aktor pemerintah.
Berkaitan dengan hal itu, maka penguatan masyarakat sipil harus semakin ditingkatkan guna berperan secara maksimal melakukan fungsi kontrol yang seimbang. Tidak terkecuali peran organisasi keagamaan (termasuk gereja) sangat penting untuk melakukan fungsi kritis dimaksud.
Negara Republik Indonesia telah menjamin setiap warga Negara, termasuk orang yang tidak mampu untuk mendapatkan akses terhadap keadilan agar hak–hak mereka atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum dapat diwujudkan dengan baik.
Namun pada kenyataannya penegakan supremasi hukum yang dijalankan oleh para penegak hukum dan pelaku kekuasaan kehakiman masih perlu diperbaiki, terutama keadilan bagi masyarakat kecil dan kaum minoritas yang belum mempunyai akses secara maksimal terhadap keadilan.
Dalam sambutannya Ketua PGIW Sulselbar Pdt. Adrie Massie, berharap setelah selesainya pelatihan ini semua peserta dapat menjadi paralegal yang baik, menjadi pendamping keadilan yang kreatif, sehingga hukum bisa berdiri tegak, bukan tumpul ke atas tajam ke bawah.
“Setelah selesainya pelatihan ini semua peserta dapat menjadi paralegal yang baik, menjadi pendamping keadilan yang kreatif, sehingga hukum bisa berdiri tegak, bukan tumpul ke atas tajam ke bawah,” katanya.
Sementara dalam pemaparan materi via zoom meeting ketua PGI Pdt. Gomar Gultom, menyampaikan pentingnya menata dunia ini menjadi nyaman untuk dihuni bagi sesama.
Pelatihan yang direncanakan berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh Pendeta, Dosen, Mahasiswa, tokoh gereja dan tokoh pemuda.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar