INBISNIS.ID, LARANTUKA – Laga perempat final Turnamen Bola Voli Gelora Lamaholot Cup yang mempertemukan SMPN 1 Larantuka B kontra SMPN 1 Adonara harus batal hanya karena masalah penerangan.
Padahal, partai pertama itu baru berlangsung satu set pertandingan. Para pengurus tim pun mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Yuven Tukan, Manager Tim Spensa Depog mengaku kecewa karena timnya tak mampu bertanding saat partai kedua.
“Kami sangat kecewa. Panitia seolah-olah saling mempersalahkan dan melempar tanggung jawab,” ujarnya kepada wartawan, Senin (09/05).
Selain Yuven, luapan rasa kecewa juga datang dari Kepala Sekolah Spensa Depog, Ona Djawa. Menurutnya, panitia harus bertanggung jawab atas batalnya pertandingan yang sedang berjalan tersebut.
Ia menyayangkan pembatalan itu, mengingat jarak dari Kecamatan Demon Pagong menuju Kota Larantuka terbilang jauh, apalagi pihaknya menanggung biaya transportasi pergi-pulang.
“Kami sudah jauh-jauh dari Demon Pagong dan Titeheha. Sudah buang biaya. Dan saat kami pulang harus hantar siswa sampai di kampunya masing-masing. Kami juga kecewa karena Ketua Panitia tidak ada di tempat, katanya ada latihan teater,” ungkapnya bernada kesal.
Selain itu, lanjut Ona, disiplin waktu merupakan kunci utama meminimalisir keterlambatan pertandingan. Di lain tempat, warga di Kecamatan Wulanggitang juga ikut mengeluhkan pemadaman PLN dan kondisi spaning listrik yang tidak stabil.
Maria Elfrida, seorang ibu penjual kue mengaku kewahalan saat lampu padam, apalagi oven dan alat kue lain sangat bergantung dengab aliran listrik. Selain itu, ia juga hawatir karena kondisi itu membuat alat elektronik di rumahnya rawan rusak.
“Saat lampu padam, saya hawatir barang burang rusak. Apalagi di rumah ada kulkas, oven kue, tv. Kalau padam tiba-tiba bisa rusak, kalau rusak kami sendiri yang keluarkan biaya untuk perbaiki,” katanya.
Ia berharap pemerintah bisa menemukan jalan keluar dengan kondisi PLN yang hingga saat ini masih abnormal.
(Redaksi)
Komentar