INBISNIS.ID, BANTEN – Bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana penduduk yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Usia produktif yang dimaksud adalah berkisar antara 15 hingga 64 tahun.
Perlu diketahui, bonus demografi dianggap hanya terjadi satu kali di setiap negara, jadi sudah sepantasnya peristiwa ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Untuk mewujudkan bonus demografi, penduduk usia produktif harus mempunyai kemampuan dan karakter yang baik. Kemampuan itu melingkupi kesehatan, kompetensi teknis maupun non teknis dan kreativitas. Semua ini perlu disiapkan sejak usia dini. Indonesia mengalami bonus demografi sejak tahun 2020 dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.
Untuk mendukung terjadinya bonus demografi yang sukses, pada tanggal 9 April 2022 telah diadakan Webinar “Literasi Keluarga lewat Tur Karakter”. Webinar ini merupakan perdana dari rangkaian program 50 Webinar Gotong Royong menyiapkan anak berkarakter menyongsong Bonus Demografi yang diusung oleh Yayasan Karakter Eling (YKEI), Komunitas Menata Keluarga (eMKa), Gerakan Kopi Persahabatan (GKP) dan Rumah Kolaborasi Bersama (RKB) dan didukung oleh Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Webinar perdana dimulai pukul 10.00 WIB (Waktu Indonesia Barat) oleh MC dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. MC Adrianus Tumewu, sekjen RKB kemudian memperkenalkan narasumber Melly Kiong yang merupakan penggagas program gotong royong ini. Melly Kiong saat ini sebagai anggota tenaga ahli di Kemenko PMK dan beliau aktif mengadakan seminar parenting dan menulis buku tentang parenting. Sudah lebih dari 23 tahun mendidik kedua anaknya dengan cara-cara sederhana dan kreatif.
Tercatat ada 128 peserta webinar yang hadir dari beberapa sekolah diantaranya SDS Santo Leo II Jakarta, TK Punna Karya Tangerang, SDN 03 Cijantung Jakarta, SMKN 1 Gorontalo, Edusmart Medan, SD Harapan Mandiri Medan, PAUD AL Waasi Aceh. Sebelum memulai sesi pemaparan, Melly mempersilahkan Ibu Ersianti, kepala sekolah SDS Santo Leo II Jakarta sebagai sekolah dengan peserta dominan memberikan sambutan.
Dalam sambutannya Ibu Ersianti menyambut peserta dari sekolah lain, bersyukur bahwa orangtua murid dapat berkumpul mengikuti Webinar ini.
“Pendidikan anak merupakan kerjasama pihak orangtua dan sekolah. Kehadiran orangtua murid dalam Webinar parenting ini merupakan satu wujud kerjasama yang baik untuk mendidik anak. Pendidikan bukan hanya masalah prestasi akademik semata tetapi juga karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditumbuhkembangkan pada anak-anak didik. Diharapkan melalui Webinar ini semua peserta dapat mempunyai tambahan wawasan dalam mendidik anak-anak baik sebagai guru maupun orang tua,” tutur Ibu Ersianti dalam memberikan sambutanya.
Sesi pemaparan pun dimulai dengan menjelaskan apa yang dilakukan oleh Ibu Melly dalam mendidik anaknya. Tur Karakter merupakan pengalaman pribadi selama mendidik kedua anak yang sekarang usianya 25 dan 21 tahun. Di dalam Tur Karakter ada 23 titik pembentukan karakter. Semuanya berdasarkan praktek, bukan teori. Juga sudah diterbitkan buku dengan judul sama sejak Januari 2015. Disampaikan bahwa untuk mengubah kebiasaan yang ditanamkan menjadi karakter, butuh 5 tahun sehingga orangtua perlu konsisten untuk melakukan pola asuhnya dengan mindful (berkesadaran).
Bukan cari di luar tapi kita bangun rumah yang damai ciptakan iklim yang baik di rumah dengan menjadi orang tua yang mindful,” ujarnya.
Beberapa contoh titik karakter pun disampaikan oleh Ibu Melly, salah satunya adalah bagaimana anak perlu menghemat air karena di beberapa tempat di NTT untuk mendapatkan air sangat sulit sekali. Dibuat tulisan dekat wastafel : “Setetes air kran ini begitu berarti buat saudara kita di NTT” sebagai reminder. Positifnya sejak itu tidak terjadi lagi lupa mematikan keran air. Ada sekitar 10 titik karakter lagi yang disampaikan ibu Melly seperti bagaimana mendengarkan anak dengan baik, memberi kesempatan anak menjabarkan cita-citanya dan juga latihan bertanggung jawab dan komitmen atas kegiatan yang dilakukan termasuk belajar dan bermain.
Selesai pemaparan diadakan sesi tanya jawab. Ada 9 orang yang bertanya dan semua pertanyaan dijawab oleh ibu Melly sehingga waktu melebihi jadwal yang ditentukan. Hal ini menunjukkan antusiasme orang tua yang begitu besar. Kegiatan Webinar pun berakhir setelah 2,5 jam.
Lukas Christian sebagai penanggung jawab program Gotong Royong ini mengatakan, bahwa ternyata tidak mudah menyelenggarakan Webinar dengan target 200 peserta per Webinar. Sekolah juga tidak mudah meminta orang tua untuk hadir dalam acara. Tapi Lukas optimis bahwa program ini akan berjalan baik dengan dukungan banyak pihak terutama sponsor dari dunia usaha. Program ini mempersiapkan generasi usia produktif untuk menyongsong Bonus Demografi Indonesia 2030 dan menjadikan Indonesia lebih baik.
Kendala maupun kesulitan yang ada, hanya karena program ini masih baru dan belum dikenal. Ia yakin bahwa banyak sekolah akan bersedia mengajak orang tua murid di sekolahnya untuk mengikuti program ini. Ia juga berterima kasih kepada sponsor Garuda Food yang sudah memberikan dana untuk mengadakan 4 Webinar dan Frisian Flag Indonesia yang berkomitmen menyelenggarakan 2 Webinar. Sebagai founder dari Gerakan Kopi Persahabatan, Lukas mengatakan, bahwa kali ini dia tidak hanya berbagi kopi gratis tetapi juga berbagi Webinar gratis untuk menumbuhkembangkan karakter bangsa Indonesia yang baik. Webinar kedua akan diadakan pada tanggal 22 April 2022 dengan peserta dominan dari PAUD se-Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
(Redaksi)
Komentar