INBISNIS.ID, LABUAN BAJO – Kerajinan lokal berupa patung Komodo adalah salah satu oleh-oleh khas yang terkenal dan diminati wisatawan saat berkunjung ke Labuan Bajo.
Patung Komodo sendiri pertama kali diproduksi oleh Haji Nuhun, seorang tetua adat Komodo yang berhasil memahat patung Komodo pertama kali. Keterampilan memahat patung Komodo diwariskan turun temurun dari Haji Nuhun hingga ke masyarakat desa yang lain sampai sekarang.
Mudar, adalah salah satu pengrajin patung Komodo yang sudah cukup lama bergelut di bidang ini. Ia aktif memproduksi patung Komodo dan penjualnya ke tukang Souvernir yang juga berasal dari desa Komodo. Produksi patung yang dibuat Mudar dan teman-teman pengrajin lainnya bervariasi.
Ada yang berukur kecil sekitar 7-10 cm hingga ukuran yang paling besar yaitu 3meter, sesuai dengan ukuran komodo aslinya. Harganya pun bervariasi sesuai ukuran. Mulai dari Rp. 20.000, Rp. 50.000 hingga ke ukuran yang terbesar dengan harga mencapai 4-5 juta rupiah per patungnya.
Rizal, salah seorang kerabat Mudar yang juga terbiasa dengan aktivitas pemahatan patung Komodo ini menyampaikan bahwa yang menjadi keluhan dari para pengrajin patung Komodo ini adalah ruang pasar bagi mereka yang belum seimbang dengan produktivitas mereka.
Menurutnya patung-patung yang diproduksi oleh para pemahat cukup banyak, namun mereka hanya menjual itu ke tukang Souvernir dengan harga yang tak seberapa. Belum ada investor atau pihak yang bisa membantu mereka memasarkan patung Komodo ini dalam jumlah banyak sehingga pendapatan mereka pun masih standar.
Rizal juga menambahkan bahwa di tengah Pandemi covid-19 yang mulai muncul sejak awal Maret 2020 lalu saja aktivitas pemahatan patung Komodo sudah tidak lagi dilakukan. Hal ini karena aktivitas pariwisata pun ditiadakan sehingga kebutuhan terhadap Souvernir berupa patung Komodo menjadi kosong. Akibatnya banyak pengrajin patung Komodo yang beralih profesi menjadi nelayan, sama halnya yang dilakukan Mudar.
Kepada tim INBISNIS, Rizal menyampaikan harapannya agar Pandemi ini segera berlalu sehingga pariwisata dapat kembali berjalan dan mereka bisa kembali memproduksi patung. Ia juga berharap agar ketika Pandemi selasai nanti, kebutuhan akan Souvernir berupa patung Komodo makin meningkat dan bisa meningkatkan pemasukannya juga.
“Ya semoga saja Pandemi ini segera berlalu. Karena gara-gara virus ini semua pekerjaan menjadi terganggu. Kalau tidak ada kegiatan pariwisata ya berarti tidak ada wisatawan. Kalau tidak ada wisatawan ya buat apa kami bikin patung? Tidak ada yang beli. Makanya semoga virus ini cepat hilang dan pariwisata bisa kembali berjalan, karena kalau pariwisata lancar maka yang lain pun akan ikut lancar” papar Rizal dalam wawancaranya dengan tim INBISNIS pada Senin (18/1).
(Redaksi)
Komentar