INBISNIS.ID, MAKASSAR – Setelah vakum selama dua tahun karena Pandemi Covid, tempat kuliner setiap bulan Ramadhan Jalan Andi Mappanyukki, Makassar, kembali marak.
Saat berada di lokasi tersebut sekitar pukul 14.30, pembeli sudah ramai karena umumnya penjual kue rumahan memindahkan jualannya ke Jalan Andi Mappanyukki.Tempat penjualan kue-kue khas Makassar ini bukan hal baru, tapi sudah tahunan. Tahun sebelumnya banyak didominasi penjual dadakan dari ibu-ibu Dharma Wanita namun kali ini tidak dominan.
“Tempat ini sudah banyak yang kenal karena diapit dua jalur trayek angkutan kota arah Jalan Cendrawasih dan Jalan Jenderal Sudirman,” tutur Daeng Ngai, warga setempat, Rabu (6/4/2022).
“Berjualan hingga menjelang buka puasa sudah tutup, kue-kue jualan di sini tidak semua saya yang bikin, banyak titipan dan saya menaikkan harganya sedikit, keuntungnya ya Rp 1.000-Rp 1.500 per buah,” lanjutnya.
Pantauan INBISNIS.ID dari sejumlah gazebo penjualan, umumnya kue khas Bugis Makassar. Ada lopis, lemang, onde onde, dadar, jalangkote, cucur, cendol, palubutung, barongko dan kue lainnya, serta harganya pun sangat terjangkau dari Rp 1.000 per biji sampai Rp 10.000 per kotak pallu butung.Kegiatan ditempat ini yang selalu berlangsung setiap tahun pada bulan Ramadhan belum mendapat perhatian dan pembinaan yang serius dari Dinas Koperasi.
“Tidak ada Pak. Pinggir jalan yang kami tempati ini, Saya sewa dari pemilik rumah seraya menunjuk rumah yang agak mewah dengan sewa Rp 2 juta per kios dan tidak termasuk tenda, selama bulan Puasa,” ujar seorang pedagang di lokasi tersebut.
Para pedagang hingga tukang parkir dibuat penasaran namun hanya terdiam, karena mereka menganggap Fasilitas umum, pinggir jalan kenapa harus disewakan oleh para pemilik rumah yang ada di tempat itu.
(Redaksi)
Komentar