INBISNIS.ID, DENPASAR – Membuka usaha warung kopi (warkop) menjadi pimpinan sebagian besar orang. Seperti halnya seorang pria yang berasal dari Bandung yang bernama Andy Hendrayanto yang membuka usaha tersebut di Denpasar Bali Pada 1 januari 2020.
Diwawancarai INBISNIS, Sabtu (22/5), pria yang akrab disapa Kang Andy tersebut mengungkapkan motivasinya dalam membuka usaha warkop yang memiliki nama WARKOP DKK.
“Sebelumnya, sebelum buka kedai, saya dulu kerja, karena ada pemindahan mutasi ke luar Bali, jadinya saya resign, karena saya lihat peluangnya bagus terutama di bidang kuliner. Motivasi saya, sebetulnya kalau kerja, saat kita menginjak usia produktif di usia 25-35 tahun, setelah 35 saya rasa lebih baik mencoba buka usaha. Momennya pas banget, saat sudah proses persiapan 60 persen (warkop), kerjaan saya tinggalin, saya buka usaha,” ungkap Andy.
Dalam membuka usaha warkop, Andy memerlukan modal setidaknya 40 juta rupiah untuk merampungkan pembukaan usaha tersebut.
“Kalau untuk di Bali, yang paling besar untuk modal adalah sewa tempat, di tempat ini 13 juta pertahun untuk satu tahunnya. Kemudian untuk nilai investasi perlengkapannya termasuk secara gobal, meja dan lainnya kurang lebih menghabiskan 5 sampai 10 juta. Untuk bahan makanannya karena warkop kita menggunakan makanan dengan umur panjang, total semua modal sekitar 40 sampai juta,” sebut Andy.
Pria yang telah menetap selama 6 tahun di Bali tersebut mengatakan, dirinya memilih membuka warkop untuk memberikan suasana baru yang berbeda dari cafe atau angkringan.
“Yang harus kita lakukan dalam segala bidang usaha yang penting itu survey, kita harus lihat pasar usaha apa yang cocok. Kenapa saya pilih usaha warkop karena saya lihat banyak sekali orang yang nongkrong tapi konsepnya banyakan cafe atau angkringan, pingin buka suasana baru warkop,” ujar Andy.
Yang menarik dari WARKOP DKK milik Andy adalah menjadikan usahanya sebagai rumah bagi para pelanggan.
“Speciality atau kekhususan warkop DKK ini yaitu pada semboyannya Feels Like Home, yang saya tawarkan rumah. Kepada teman-teman yang sering kesini (pelanggan) saya bilang seperti dirumah saja. Selain bisnis, saya berikan juga kenyamanan bagi pelanggan. Tapi jika dibanding kafe dan kedai, levelnya ada dibawah mereka. Tapi tentunya dengan garis-garis yang sama, tetap ada unsur bisnis disini,” kata Andy.
Terkait penghasilan, ia mengaku mendapatkan penghasilan yang menurun secara signifikan di masa pandemi, namun tetap berusaha untuk bertahan.
“Pendapatan kalau sebelum pandemi sehari bisa sekitar 300-500 ribu averagenya sampai bulan maret 2020. Saat pandemi di bulan maret, mulai ada penurunan signifikan, jadi jika kita bicarakan keuntungannya mungkin lebih anjlok,” ujarnya.
Sebagai pemilik usaha warung kopi, ia memberikan kiat kepada masyarakat yang ingin membuka usaha jenis apapun. Menurutnya, persiapan yang matang merupakan hal terpenting.
“Kiat bagi para calon pengusaha, tentu dari motifnya membuka usaha, pasti yang pertama mencari uang. Selain itu harus dibuat persiapan mulai dari survey pasar, usaha apa yang cocok dibuka, kemudian kualitasnya. Jadi kiat pertama kita harus ada persiapan, kemudian target konsumen mahasiswa kah atau pekerja kah, kemudian dijalankan,” tandasnya.
(Redaksi)
Komentar